SISTEM PAKAR
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah
seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar
adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa
pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan
oleh para ahli. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan
masalah tertentu baik ‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan
para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat
digunakan sebagai asisten yang berpengalaman (Rohman dan Ami, 2008)
Tujuan pengembangan sistem pakar sebenarnya tidak untuk
menggantikan peran para pakar, namun untuk mengimplementasikan pengetahuan para
pakar ke dalam bentuk perangkat lunak, sehingga dapat digunakan oleh banyak
orang dan tanpa biaya yang besar (Sulistyohati dan Taufiq, 2008).
Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian
dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari
sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktifitas, yaitu: tambahan pengetahuan,
representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke
pengguna. Pengetahuan yang disimpan ke komputer disebut sebagai basis
pengetahuan (Handayani dan Tole, 2008)
Menurut Sulistyohati dan Taufiq (2008) untuk membangun
sistem yang difungsikan untuk menirukan seorang pakar manusia harus bisa melakukan
hal-hal yang dapat dikerjakan oleh para pakar. Untuk membangun sistem yang
seperti itu maka komponen-komponen dasar yang minimal harus dimiliki adalah
sebagai berikut:
1.
Antar muka (user interface).
2.
Basis pengetahuan (knowledge base).
3.
Mesin inferensi (Inference Engine)
Salah
satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk
menalar, Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan
sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus
dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk
motor inferensi (inference engine) Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat
dalam bentuk rule based systems, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk
aturan-aturan. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF THEN. Fitur lainnya dari
sistem pakar adalah kemampuan untuk memberikan nasehat atau merekomendasi.
Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional
(Yuwono, 2010).
Sistem pakar dapat ditampilkan dalam
dua lingkungan, yaitu: pengembangan dan konsultasi. Lingkungan pengembangan
digunakan oleh pembangun sistem pakar untuk membangun komponen dan memasukkan
pengetahuan ke dalam basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh
orang yang bukan ahli untuk memperoleh pengetahuan dan berkonsultasi
(Honggowibowo, 2009)
Menurut Honggowibowo (2009) komponen-komponen
yang ada pada sistem pakar yaitu :
1.
Basis pengetahuan (Knowledge base). Berisi pengetahuan-pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan memecahkan persoalan.
2.
Motor inferensi (inference engine). Ada 2 cara yang dapat dikerjakan
dalam melakukan inferensi, yaitu:
a. Forward
chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari
suatu masalah kepada solusinya. Forward chaining adalah data-driven karena
inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh.
b. Backward
chaining menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari ekspektasi
apa yang diinginkan terjadi (hipotesis), kemudian mencari bukti yang mendukung
(atau kontradiktif) dari ekspektasi tersebut.
3. Blackboard.
Merupakan area kerja memori yang disimpan sebagai database untuk deskripsi
persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input dan digunakan juga untuk perekaman
hipotesis dan keputusan sementara.
4. Subsistem
akuisisi pengetahuan. Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi
keahlian pemecahan masalah dari pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi ke
program komputer untuk membangun atau memperluas basis pengetahuan.
5. Antarmuka
pengguna. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program.
6.
Subsistem penjelasan. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem
pakar secara interaktif melalui pertanyaan.
7. Sistem penyaring pengetahuan.
Perbedaan Sistem Pakar dengan Sistem Konvensional
Sistem Konvensional
|
Sistem Pakar
|
Informasi
dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program
|
Basis
pengetahuan merupakan bagian dari mekanisme inferensi
|
Biasanya
tidak bisa menjelaskan mengapa suatu input data itu diperlukan, atau
bagaimana output diperoleh
|
Penjelasan
adalah bagian terpenting dari system pakar
|
Pengubahan
program cukup sulit dan membosankan
|
Pengubahan
aturan dapat dilaksanakan dengan mudah
|
System
hanya akan beroperasi jika system tersebut sudah lengkap
|
System
dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan
|
Eksekusi
dilakukan langah demi langkah
|
Eksekusi
dilakukan pada seluruh basis pengetahuan
|
Menggunakan
data
|
Menggunakan
pengetahuan
|
Tujuan
utamanya adalah efisiensi
|
Tujuan
utamanya adalah efektifitas
|
DAFTAR PUSTAKA
Honggowibowo, A. S.
2009. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi Berbasis Web dengan Forward
dan Backward Chaining. Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta. ISSN:
1693-6930.
Handayani, L. dan
Tole S. 2008. Sistem Pakar untuk
Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan “e2gLite Expert System
Shell”. Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Jurnal Teknologi Industri. Vol. XII No.1: 19 – 26.
Sulistyohati, A. dan Taufiq H. 2008. Aplikasi
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal dengan Metode Dempster-Shafer. Fakultas
Teknologi Industri. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Yuwono, B. 2010. Pengembangan Sistem Pakar
pada Perangkat Mobile untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi. Jurusan Teknik Informatika.
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Rohman, F. F. dan Ami F. 2008. Rancang Bangun
Aplikasi Sistem Pakar untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan pada Anak.
Fakultas Teknologi Industri. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. ISSN: 0854-4743. Vol. 6, No. 1:1-23.
Komentar
Posting Komentar