Audit Teknologi Sistem Informasi # (Tugas 2-COBIT)

TUGAS 2
Audit Teknologi Sistem Informasi#
Dosen : Qomariyah




Anggota Kelompok 1:
1.                Amalia Nur Syamsina                        (10115604)
2.                Anella Prisdayanti D                            (17115810)
3.                Shinta Larasati                                      (16115551)




Universitas Gunadarma
Sistem Informasi
2018




BAB I
PENDAHULUAN


1.1               Sejarah COBIT


 Cobit merupakan sebuah framework yang dikembangkan oleh ISACA ( Information Systems Audit and Control Association ). Berikut perjalan waktu perkembangan Cobit :
-         1996 : ISACA (Information Systems Audit and Control Association ) merilis sebuah rangkaian alat pengendalian objektif untuk aplikasi bisnis, yaitu COBIT 1.0.
-     1998 : COBIT 2.0 rilis yang dilengkapi dengan rangkaian alat implementasi dan pengendalian objektif level tinggi yang detail.
-         2000 : COBIT 3.0 dirilis dengan menyertakan panduan bagi manajemen.
-     2002 : Sarbanes – Oxley Act ditetapkan sebagai peraturan atau hukum foderal Amerika yang memberikan dampak pada meningkatnya penggunaan COBIT di Amerika.
-          2003 : Muncul versi online dari COBIT.
-          2005 : COBIT 4.0 rilis
-          2007 : COBIT 4.1 rilis
-         2012 : COBIT 5.0 rilis, merupakan integrasi dari COBIT 4.1, Val IT 2.0 dan Risk IT frameworks, dan juga menghilangkan secara signifikan terkait bisnis model untuk informasi keamanan dan ITAF. Kemudian pada bulan desember dirilis tambahan ( add – on ) dokumen terkait informasi keamanan.
-        2013 : Rilis add – on kedua untuk COBIT 5.0 untuk asuransi.

1.2              Definisi COBIT
 COBIT merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.
Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi.
COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

Tujuan dari COBIT yaitu :
-         Menyediakan kebijakan yang jelas dan praktik – praktik yang baik untuk IT governance dalam organisasi tingkatan dunia.
-    Membantu senior management memahami dan memanage resiko – resiko terkait dengan TI. Cobit melaksanakannya dengan menyediakan satu kerangka IT governance dan petunjuk control objective rinci untuk management, pemilik proses businessusers, dan auditors.

1.3              Konsep Kerangka Kerja COBIT
 Kerangka kerja COBIT terdiri dari tujuan pengendalian tingkat tinggi dan struktur klasifikasi secara keseluruhan, yang pada dasarnya terdiri tiga tingkat usaha tata kelola TI yang menyangkut manajemen sumber daya TI. Yaitu dari bawah, kegiatan tugas ( Activities and Tasks) merupakan kegiatan yang dilakukan secara terpisah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diukur. Dan selanjutnya kumpulan Activity and Tasks dikelompokkan ke dalam proses TI. Proses-proses TI yang memiliki permasalahan tata kelola TI yang sama akan dikelompokkan ke dalam domain.
Maka konsep kerangka kerja dapat dilihat dari tiga sudut pandang, meliputi : Information Criteria , IT Resources , IT Processes , seperti terlihat pada gambar dibawah ini :


Lingkup kriteria informasi ( Information Criteria ) yang menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
·                  Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektivitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
·                  Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
·                  Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
·                 Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem informasi.
·                  Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
·                     Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
·                     Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Fokus terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam COBIT adalah pada:
·                     Applications (Aplikasi)
·                     Information (Informasi)
·                     Infrastructur (Infrastruktur)
·                     People (Manusia/Pengguna)

1.4             Domain COBIT


Kerangka kerja COBIT terdiri dari pengendalian tingkat tinggi pada sasaran hasil keseluruhan struktur klasifikasinya. Dasar teori untuk klasifikasi adalah 3 tingkatan usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumber daya TI. Mulai dari dasar adalah aktivitas dan tugas yang diperluaskan untuk mencapai hasil yang terukur.
Kemudian proses adalah menggambarkan 1 lapisan atas serangkaian tugas atau aktivitas yang dihubungkan dengan perubahan (pengendalian). Ditingkatan yang paling tinggi, proses secara alami dikelompokkan bersama-sama ke dalam domain.
Pengelompokkan ini sering ditetapkan sebagai tanggung jawab dalam struktur organisasi dan sejalan dengan siklus manajemen atau siklus hidup yang digunakan pada proses TI.
Supaya informasi yang tersedia memenuhi tujuan dari organisasi, sumber daya TI memerlukan pengaturan untuk proses TI menjadi beberapa group proses. Masing-masing group proses diberi nama Domain. Setiap domain terdiri dari beberapa proses. Secara garis besar, COBIT framework terdiri atas 4 domain utama, yaitu :

a.                 Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
b.                 Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
c.                  Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
d.                 Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

1.5              Kelebihan dan Kekurangan COBIT
a.                 Kelebihan COBIT
-                      Efektif dan Efisien
Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna.
-                      Rahasia
Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
-                      Integritas
Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.
-                      Ketersediaan
Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.
-                      Kepatuhan Nyata
Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.

b.                 Kekurangan COBIT
-                      COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.  Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL (The Information Technology Infrastructure Library) yang merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.
-                      Kerumitan penerapan.
COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran. COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.






BAB II
TEORI DS (DELIVERY AND SUPPORT)

2.1              Definisi DS (Delivery and Support)
Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya yang meliputi hal keamanan sistem, kesinambungan layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pengelolaan data yang sedang berjalan.
Deliver and Support (DS) Menerima solusi dan membuatnya dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain ini berkaitan   dengan   pengiriman/penyampaian yang aktual dan dukungan layanan yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna serta manajemen data dan fasilitas operasional. Dimana domain DS terdiri dari 13 control objectives, meliputi :



1

2
3

4
5
6

7
8

9
10

11
12
13
DS1

DS2
DS3

DS4
DS5
DS6

DS7
DS8

DS9
DS10

DS11
DS12
DS13
Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service Levels)
Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services)
Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity)

Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service)
Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security)
Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs)

Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users)
Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise Customers)
Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration)
Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents)

Mengelola Data (Manage Data)
Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)
Mengelola Operasi (Manage Operations)

2.2      Control Objective yang digunakan pada Studi Kasus
Sementara fokus domain DSS pada COBIT 5 yakni pada aspek pengiriman teknologi informasi, proses, dan dukungan yang memungkinkan untuk pelaksanaan sistem TI yang efektif dan efisien.
Domain  DSS  terdiri  dari 6  control objective, yakni sebagai berikut :
1.                  DSS01 – Mengelola Operasi
Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan  dan  prosedur  operasional  yang dibutuhkan untuk memberikan layanan IT kepada internal maupun outsourced, termasuk pelaksanaan eksekusi dari standar operasi prosedur yang telah ditetapkan dan kegiatan pemantauan yang diperlukan.
2.                 DSS02   Manage  Service  Request  and Incidents
Memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan pengguna dan penyelesaian terhadap semua jenis insiden.
3.                 DSS03 – Manage Problems
Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah dan akar penyebab masalah dan memberikan resolusi yang tepat waktu untuk mencegah insiden berulang serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
4.                 DSS04 – Manage Continuity
Membangun dan memelihara rencana untuk memungkinkan bisnis dan TI dalam menanggapi insiden dan gangguan dalam rangka melanjutkan pelaksanaan proses bisnis yang penting dan layanan TI yang diperlukan dan menjaga ketersediaan informasi pada tingkat yang dapat diterima oleh perusahaan.

5.                 DSS05 – Manage Security Services
Melindungi informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkat resiko keamanan informasi yang dapat diterima oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan keamanan.
6.                 DSS06      Manage   Business   Process Controls
Mendefinisikan dan memelihara proses bisnis yang tepat kontrol untuk memastikan bahwa informasi yang terkait dan diproses oleh proses bisnis outsourcing memenuhi semua persyaratan pengendalian informasi yang relevan.





BAB 3
STUDI KASUS DAN ANALISIS

3.1       Kasus
BPJSTK Mobile adalah suatu bentuk pemanfaatan TI yang berupa layanan perangkat lunak yang dibuat untuk memberi keefektifan bagi anggota BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan program pelayanan yang dapat di akses dimanapun dan kapanpun. Pentingnya layanan BPJSTK Mobile untuk melakukan kegiatan operasional menjadikannya harus dalam kondisi yang optimal, sehingga BPJSTK Mobile perlu dievaluasi agar perusahaan dapat mengukur apakah TI yang diimplementasikan sudah sesuai dengan yang diharapkan. (BPJS, 2014).
Berdasarkan data keluhan yang didapat dari pihak BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram, terdapat   komplain   yang   di   tujukan   kepada perusahaan   terkait   dengan   fungsi   BPJSTK Mobile yang dirasa kurang sesuai dengan tujuan pembuatannya. Data keluhan dapat dibuktikan dengan melihat banyak komentar pada google play store serta pengaduan komplain secara langsung oleh pengguna kepada perusahaan. Pihak BPJS Ketenagakerjaan dinilai masih lamban dalam merespon keluhan dan permintaan peserta BPJS, hal ini terjadi karena kurangnya personil TI dalam kantor Cabang, hanya ada satu orang penata Madya TI. Sedangkan aplikasi BPJSTK Mobile dibuat untuk memudahkan peserta agar dapat melakukan transaksi secara online, yang diharapkan pelaksanaan transaksi bisa lebih efektif dan efisien karena peserta tidak harus mendatangkan Kantor BPJS Ketenagakerjaan

3.2             Hasil Analisis
Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana tingkat kemampuan (capability level) teknologi informasi pada penerapan BPJSTK Mobile. Penyelesaian studi kasus di atas menggunakan COBIT 5 karena merupakan standar yang sesuai untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dan menghasilkan nilai melalui tata kelola dan manajemen TI yang efektif. COBIT 5 sesuai digunakan untuk mengevaluasi TI di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mataram karena COBIT 5 membantu perusahaan untuk menciptakan nilai TI yang optimal dengan menjaga keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan mengoptimalisasi tingkat risiko dan sumber yang digunakan.
Domain yang digunakan untuk kasus ini adalah domain DSS karena  dianggap  sesuai dengan kondisi BPJSTK Mobile saat ini. Kondisi teknologi informasi di BPJS Ketenagakerjaan yang sedang berlangsung dan kebutuhan untuk mengirimkan layanan, melayani,  dan  mendukung  layanan  teknologi informasi, maka domain DSS dianggap sesuai.
Domain lain seperti APO (Align, Plan, and Organize) dirasa akan sesuai diterapkan pada tata kelola teknologi informasi  yang  belum  dijalankan  atau  akan dijalankan, domain BAI (Build, Acquire, and Implement) dirasa akan sesuai jika diterapkan pada   unit   khusus   yang   berperan   sebagai pembangun (developer) atau memperbaiki tata kelola teknologi informasi yang sudah ada, domain MEA (Monitor, Evaluate, and Asses) dirasa akan sesuai diterapkan untuk kondisi yang telah dibangun dan berlangsung, dan pelaksanaan monitoring dilakukan oleh pihak internal.


SUMBER :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEAS (Performance measure, Environment, Actuators, Sensors)

Sejarah Perkembangan sistem/teknologi Informasi Dan Perkembangan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak

DEFINISI AGENT dan KONSEP AGENT PADA AI